Laporan : Albert Hutagaol
LabuhanBatu Raya,poskota.net- di pasar Gelugur terlihat mulai sepi dari para pedagang kaki lama maupun warung-warung, imbas dari virus Covid 19. Hal ini terjadi setelah pemerintah menetapakan Study From Home (SFH).
Keadaan ini membuat para pedagang mulai merasa resah bukan hanya karena virus tersebut akan tetapi karena tidak ada pemasukan untuk kebutuhan hidup. Mereka tidak tahu sampaikan hal ini akan berkahir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meraka tidak bisa berjualan seperti biasanya selain akan mengalami kerugian karena jarang nya ada pembeli jadi mereka memutuskan untuk tetap di rumah saja. “Ini situasi yang cukup merugikan bagi para pedagang kecil seperti kami ini, kami tidak ada pemasukan lain lagi selain berdagang,” ungkap Hariadi Huragaol, Sabtu (11/4/2020).
Hariadi Huragaol sudah tidak tahu lagi harus mencari uang kemana lagi setelah hanya ada sedikit pemasukan, menurut dia seharusnya pemerintah bergerak cepat memberikan dana bantuan untuk kebutuhan sehari hari kepada para pedagang yang mengalami dampak dari Covid 19 ini. Pasalnya hingga hari ini bantuan masih belum datang dari pihak manapun baik dari kelurahan ataupun pemerintah.
“Seharusnya pemertintah harus bergerak cepat membrikan bantuan dana karena mungkin uang yang dimiliki pedagang saat ini mungkin tidak akan cukup untuk kedepannya, apalagi sebentar lagi bulan Ramadhan sama sekali tidak pemasukan,” ujarnya
Setelah pengumuman pada 3 April 2020 bahwa pemerintan melalui presiden Joko Widodo telah menggelontorkan dana sebesar Rp 650.000/bulan bagi masyarakat mikro kecil yang mengalami dampak Covid 19. Hal ini membuat lega bagi para padagang yang diharapkan dana ini bisa tersampaikan dengan benar.
“Yah saya harap pemerintah benar benar memberikan bantuan dan di harapkan bisa tepat sasaran jangan sampai ada hal hal yang merugikan dari para pedagang kecil seperti kami,” tandasnya.