Laporan : Albert Hutagaol
LABUHANBATU,poskota.net- Posko yang di dirikan DPD Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Labuhanbatu ini tidak terawat dan terbengkalai.
Sejumlah peralatan pelayananan, seperti meja dan kursi terlihat berserakan di bawah tenda yang berukuran 8 meter persegi. Bahkan sarana kebersihan pencuci tangan mini tidak terkontrol.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemandangan posko yang rencananya beroperasi selama satu bulan ini juga mengecoh warga dan pengguna jalan, yang ingin memeriksakan dirinya secara sukarela.
Menurut warga Labuhanbatu Jimmi Panjaitan, Posko Cegah COVID-19 ini tidak mencerminkan penanganan sementara virus sesungguhnya. Mereka menyarankan, anggaran pendirian posko digunakan untuk pembelian masker atau dibelikan kebutuhan bahan pokok untuk masyarakat.
“Sangat disayangkan Posko Cegah COVID-19 ini terbengkalai,” kata Jimmi Panjaitan dan Perdon Naibaho Sabtu sore.
Mereka lanjutkan mengatakan, sangat manfaat pendirian posko, bahkan mendorong pemerintah mendirikan posko-posko dan melakukan cek point di Jalinsum dengan mengandeng TNI/POLRI.
Menurut mereka, masyarakat sudah paham menjaga pola hidup sehat dan selalu mengikuti anjuran pemerintah di tengah wabah COVID-19 ini.
“Kami setuju mendirikan Posko Cegah COVID-19 di jalur masuk dan keluar Jalinsum, tidak di dalam kota, lebih baik dananya dibuat masker aja dan dibagikan ke masyarakat. Lebih bermanfaat,” jelasnya.
Ketua DPD PPNI Kabupaten Labuhanbatu, Aswin Syahputra Dalimunthe ketika di hubungi, Sabtu (2/5) akan melaporkan hasil dan evaluasi Posko Cegah COVID-19 kepada Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe. Apakah masa operasional di perpanjang ataupun ditutup dan berkoordinasi kegiatan dengan BPBD Labuhanbatu.
Posko yang di dirikan sejak pertengahan April itu, kata dia, sudah dilakukan sebagaimana mestinya.
“Kami akan melaporkan ini kepada bupati, di lanjutkan atau tidak, karena masa beroperasinya berjalan hampir satu bulan,” tandasnya.