Laporan: Ahmad Sahroni
BANYUWANGI, poskota.net – Monitoring dan evaluasi bidang industri untuk penerapan protokol kesehatan Covid-19. Tim gugus tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi, tinjau PT Industri Gula Glenmore (IGG) dan perkebunan Kendenglembu, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, (6/8/2020).
Peninjauan gugus tugas dipimpin langsung oleh Asisten Adminitrasi Pemerintahan Pemkab Banyuwangi, Choirul Ustadi, bersama Kadinkes Banyuwangi, Dr Wiji Lestariono, Kadis DLH, Khusnul, dan bersama tim memastikan protokol kesehatan Covid-19 di terapkan oleh kedua Industri tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami hanya ingin memastikan seluruh industri menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditentukan pemerintah,” ujar Ustadi.
Ustadi mengatakan, tinjuan ini sebagai upaya percepatan penangan Covid-19. Terutama di sektor industri yang rawan dalam penyebaran virus korona.
“Kami tidak ingin adanya karyawan maupun pekerja industri yang terpapar Covid-19, agar tidak menambah daftar pasien positif di Kabupaten Banyuwangi,” katanya.
Dalam peninjauan di PT IGG, jelas dia, memang masih ada beberapa protokol kesehatan yang belum diterapkan. Salah satunya, penerapan rapid test kepada sopir truk tebu yang keluar masuk Kabupaten Banyuwangi.
“Memang masih ada beberapa, tapi dengan berjalannya waktu kami ingin pihak industri bisa langsung memperbaikinya,” terangnya.
Sedangkan untuk perkebunan Kendenglembu, masih kata dia, industri tersebut belum produksi. Sehingga, hanya memantau protokol kesehatan yang ada di internal perkebunan saja.
“Belum ada produksi, sehingga tidak terlalu banyak yang dipantau,” ungkapnya.
Ustadi menambahkan, kedua tempat industri tersebut sudah mengantongi izin penerapan protokol kesehatan. Sehingga, keduanya langsung diberi stiker new normal atau kebiasaan anyar.
“Walaupun sudah kami beri stiker, tetap nantinya akan dilakukan peninjauan kembali. Jika tidak ada perbaikan, maka stiker tersebut akan kami cabut kembali,” tegasnya.
Direktur PT IGG, Arief Budiyanto mengatakan, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan sejak awal pandemi Covid-19. Bahkan, sudah dipantau langsung oleh pimpinan pusat di Surabaya.
“Sejak awal sudah menerapkan, bahkan kami perketat penerapannya kepada seluruhnya,” terangnya.
Arif menjelaskan, untuk penerapan rapid test kepada seluruh sopir truk memang belum. Tetapi, selama ini para sopir truk yang dari Kabupaten Jember sebelum masuk pabrik diwajibkan steril.
“Kendaraannya di steril, lalu sopir truk juga diwajibkan turun untuk disteril juga di di cek suhu. Selain itu, ruang masuk kendaraan dan keluarnya dibedakan,” pungkasnya.