Laporan: Ahmad Sahroni
BANYUWANGI,poskota.net – Adanya tambahan pasien coronavirus disease (Covid-19) di lingkungan pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Banyuwangi, Ponpes Darussalam Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. menggelar konferensi pers, Jumat sore (21/8/2020).
Dalam konferensi pers itu, disampaikan langsung oleh pengurus Ponpes Darussalam Blokagung, Nihayatul Wafiroh. Memberikan informasi mengenai kondisi Ponpes dan kondisi puluhan santri yang reaktif melalui saluran website resmi Ponpes Darussalam dan Instagram Ponpes.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, konferensi pers tersebut juga dihadiri oleh Direktur Rumah sakit umum daerah (RSUD) Genteng, Dr. Kurniyanto untuk menjelaskan kondisi santri yang terpapar Covid-19 yang sedang menjalani perawatan. “Kami tidak pernah menutup-nutupi informasi yang ada di Ponpes,” ujar Ndok Nik sapaan akrap Nihayatul Wafiroh.
Ndok Nik menjelaskan, memang benar para hari Kamis (13/8) lalu sebanyak 502 santri dilakukan rapid test masal. Dan hasilnya keluar pada hari Minggu (16/8), bahwa 92 santri hasilnya reaktif. “Puluhan santri ini sudah langsung kami isolasi di gedung yang sudah kami siapkan,” kata wakil ketua komisi IX DPR RI tersebut.
Karena hasil reaktif belum tentu positif Covid-19, jelas dia, pada hari Selasa (18/8) seluruh santri reaktif langsung dilakukan swab di dua rumah sakit yaitu RSUD Blambangan dan RSUD Genteng. Ternyata hasilnya, empat pasien positif Covid-19. “Hanya empat santri yang positif dan langsung menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” terangnya.
Namun, masih kata dia, 88 santri yang hasil rapid testnya reaktif sebelumnya tetap menjalani isolasi di Ponpes Darussalam. Selain itu, Ponpes Darussalam juga menyiapkan gedung untuk gedung perawatan untuk santri putra putri yang sakit. “Gedung santri putra dan santri putri dibedakan,” ungkapnya.
Untuk saat ini, pihak Ponpes Darussalam sepakat untuk tidak memperbolehkan para santri untuk pulang. Bahkan, para wali murid juga tidak diperkenankan untuk menjenguk anaknya. “Kami hanya bertujuan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di lingkungan Ponpes dan memudahkan tim medis untuk melakukan tracking,” paparnya.
Ndok Nik menambahkan, para wali murid diharapkan tidak perlu panik dengan kondisi ini. Karena, Covid-19 bukanlah aib yang harus ditakuti. Melainkan, harus dilawan bersama dan mendukung santri agar cepat sembuh melawan Covid-19. “Walaupun kami larang untuk bertemu, kami sediakan tempat informasi kepada wali murid yang ingin mengetahui kondisi anaknya dengan menghubungi nomor-nomor yang sudah dipaparkan di website resmi di Ponpes Darussalam,” jelasnya.
Direktur RSUD Genteng, Dr. Kurniyanto menjelaskan, langkah-langkah yang sudah diambil oleh Ponpes sudah cukup cepat dengan adanya santri yang reaktif tersebut. Walaupun reaktif tersebut, belum tentu positif Covid-19. “Kami sudah melakukan screening kepada para santri, untuk mencari para santri yang kontak langsung dengan pasien,” katanya.
Untuk kondisi empat santri tersebut, jelas dia, sudah membaik. Bahkan, hari ini (22/8/2020) bisa dibawa pulang ke Ponpes untuk bisa menjalani isolasi di Ponpes selama 14 hari ke depan.
“Jika selama isolasi selama 14 hari ke depan tidak ada gejala apapun, maka santri dinyatakan sembuh. Tetapi jika sebaliknya, maka akan dilakukan perawatan kembali,” pungkasnya.