“Mas, ngga apa-apa kan aku tinggal kerja lagi?” Tiara duduk di samping tempat tidur sambil meletakkan telapak tangan pada kening suaminya.
PENULIS: CHIE ANNI LOA
JAKARTA,poskota.net — Tiara, kalau kamu mau kerja, biar ibu yang menjaga suamimu.” Susi tanpa mengetuk pintu langsung masuk ke dalam kamar pribadi anaknya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Iya, Sayang, sekarang Mas sudah lebih baik. Insyaallah besok bisa kerja lagi,” ucap Alex menatap istrinya yang sudah rapih dengan seragam kerjanya. Tapi Tia ngga tenang kalau meninggalkan Mas yang lagi sakit. Ngga enak juga merepotkan ibu terus. Kamu jangan khawatir dan sungkan sama ibu. Suamimu berarti anak ibu juga.” Susi duduk di depan meja rias dan menyisir rambut pirangnya.
“Ya, sudah, kalau begitu Tia berangkat kerja dulu. Kalau ada apa-apa tolong kabari Tia, ya, Bu.” Tiara beranjak dari samping tempat tidur. Iya, Nak. Kamu fokus saja kerja,” jawab Susi tanpa berpaling dari depan cermin.
Mas, Tia berangkat dulu, ya. Ingat, Mas rehat jangan kemana-mana. Semua keperluan sudah Tia siapkan.” Tiara m-e-n-c-i-u-m punggung tangan suaminya. Tiara dan Alex sudah menikah selama dua tahun. Bisanya mereka berangkat kerja bareng karena kerja di tempat yang sama hanya beda bagian.
Sepeninggal Tiara, wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak muda lagi itu menghampiri menantunya. “Makanya kamu jangan terlalu bersemangat kalau menjelang subuh. Jadi sakit, kan!” Susi mencubit pinggang Alex.
“Badan saya benar-benar serasa mau copot semua, Bu.” Alex menyibak selimutnya. Kamu itu kenapa ngga bisa panggil ibu dengan kata sayang, sih. Ibu cemburu sama Tiara yang selalu kamu panggil m e s r a.” Susi memasang wajah kesal seperti remaja yang telat dijemput kekasihnya.
Maafkan saya, Bu eh Sayang. Seperti kesepakatan sebelumnya, kita harus m a i n cantik di depan Tiara.” Alex memiringkan tubuh berhadapan dengan ibu mertuanya. Mau sampai kapan kita main kucing-kucingan di depan Tiara. Ibu capek harus bersaing dengan anak sendiri,” rajuk Susi.
Sabar, aku juga nggak nyaman tiap hari harus menjaga sikap di depan Tiara.” Alex merapihkan anak rambut di kening wanita yang menjadi ibu mertuanya. Aku kadang benci dengan takdir. Mengapa kita dipertemukan saat kamu akan menikahi putriku?” Susi menghela napas panjang.
Aku pun berpikir seperti itu. Seandainya pertemuan itu lebih cepat, aku akan menikah denganmu bukan dengan Tiara.” Alex menarik pinggang ramping Susi. Sudahlah, Sayang. Jangan bahas soal itu lagi yang penting kita masih bisa selalu bersama walau harus mencuri waktu. Tolong, jangan terlalu m e s r a sama Tiara kalau di depanku. Hati ini rasa terbakar setiap lewat depan kamar kalian.” Susi kian m e r a p a t k a n t u b u h nya.
“Tiara itu wanita polos dan ngga neko-neko. Walau kami tidur bersama tapi r 4 n j 4 n g ini terasa dingin. Itu kenapa kalau menjelang subuh aku suka pindah kamar.” Alex mengedipkan sebelah matanya.
Cinta memang g i l 4 dan tak kenal usia. Berawal dari pertemuan di acara akad, Alex bukanya terpesona dengan pengantin perempuannya tetapi langsung jatuh hati pada ibu mertuanya.
Susi yang bekerja di salon kecantikan memang pandai merawat diri. Tubuhnya yang tinggi semampai terkesan s i n t a l dan menggoda. Apa lagi wajahnya yang glowing mengalahkan kecantikan putrinya yang berpenampilan sederhana dan memakai hijab panjang.
Orang tak akan percaya kalau Susi dan Tiara itu anak dan ibu karena mereka terlihat seumuran. Hal ini karena Susi masih berusia tujuh belas tahun saat melahirkan Tiara. Itu sebabnya mereka seperti kakak beradik.
“Mas, bagaimana kondisi kesehatanmu hari ini?” tanya Tiara yang masih mengenakan seragam kerja menghampiri suaminya yang terlihat masih pucat.
“Ngga tahu, Sayang. Walau demamnya sudah turun tapi badan ini lemes dan ngilu padahal sudah tidur seharian,”jawab Alex sambil menyandarkan punggungnya.
“Apa perlu kita ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Obat dari puskesmas sepertinya kurang cocok.Ngga usah, habisin o-b-at yang dari puskesmas saja dulu. Nanti kalau ngga ada perubahan kita ke rumah sakit..Ya sudah gimana baiknya saja. O, iya, rumah sepi banget, Mas. Biasanya ibu suka ada di teras atau lagi nonton t-e-l-e-v-i-s-i kalau aku pulang kerja?”
Mungkin ibu sedang tidur atau jalan-jalan ke luar. Kasihan, sejak tinggal bersama kita ibu belum punya teman. Sekali-kali coba ajak ibu berbelanja ke mall atau ke mana yang ibumu sukai. Terima kasih, Mas, udah mau menerima ibu dan mengizinkan tinggal bersama kita di sini. Tia senang sekali akhirnya bisa bersama ibu setelah sekian lama kami terpisah.” Tiara mengusap bening di sudut matanya.
Kamu ngga usah berterima kasih segala. Ibumu sudah aku anggap ibuku sendiri.” Alex m e n g u s a p bahu Tiara..Kalau begitu, Tia ke kamar ibu dulu, ya. Sekalian mau nyiapin buat makan malam.” Tiara beranjak dari tepi r-a-n-j-a-n-g.
Saat Tiara hendak keluar kamar, ia menatap ke samping tempat tidur. “Mas, kok baju tidurku ku ada di sini? Perasaan sudah lama ku simpan di lemari?” Tiara meraih baju dinas malam berbahan licin miliknya. A-anu, Sayang. Tadi Mas sengaja pilihan itu buat kamu pakai malam nanti.” Alex berusaha menguasai kegugupannya. Ishh, mas ini lagi sakit juga pikirannya n-g-e-r-e-s terus!” Tiara mengerling ke arah suaminya. Biarin sama istri sendiri ini, nanti kan malam Jum’at.”
Tapi, kok, wangi parfum ibu, ya?” Tiara m e n c i u m baju tidur di tangannya. Masa, sih?” Alex semakin salah tingkah. Oh, parfum ibu kan samaan sama punya Tia. Kalau gitu Tia ke dapur dulu, ya..Benar, ya, nanti malam jangan tidur duluan.” Alex m-e-n-a-r-i-k tangan Tiara..Iya, Sayang.” Tiara menatap suaminya yang mendadak genit.
Mas, itu kok, lehermu mer4h-mer4h begitu?” Tiara menunjuk bagian l-e-h-e-r Alex. Deg. Alek spontan meraba lehernya. Ia mundur beberapa langkah saat melihat istrinya mendekat.