Carut-Marut Tata Kelola Keuangan Daerah: Belajar dari Keberhasilan Subang — poskota.net
instagram youtube
logo

Carut-Marut Tata Kelola Keuangan Daerah: Belajar dari Keberhasilan Subang

Senin, 3 Februari 2025 - 19:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Poto ilustrasi

Ciamis ,Poskota,Net– Sistem tata kelola keuangan daerah kembali menjadi sorotan publik. Carut-marutnya pengelolaan anggaran dan tarik-menarik kepentingan antara berbagai pihak kerap menjadi penghambat dalam menjalankan roda pemerintahan yang sehat. Sementara itu, Kabupaten Subang telah membuktikan bahwa pengelolaan keuangan yang baik dapat membawa daerah keluar dari krisis.

Pengamat sosial dan politik, Muhamad Alif , menilai bahwa pengelolaan keuangan daerah tidak bisa dilepaskan dari faktor kebijakan dan kepentingan politik. “Dalam sistem tata kelola keuangan daerah, kebijakan pemangku kepentingan sangat menentukan. Namun, tarik-menarik kepentingan politik sering kali membuat kepentingan masyarakat luas terabaikan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pentingnya Sinergitas Pemangku Kebijakan

Muhamad alif menegaskan bahwa sinergitas antara pemangku kebijakan adalah kunci utama dalam menjalankan pemerintahan yang baik. “Legislatif sebagai pengawas dan eksekutif sebagai pelaksana harus berjalan beriringan, bukan sekadar menjalankan program untuk kepentingan golongan atau individu tertentu,” tegasnya.

Ia juga menyoroti perlunya kejujuran dan integritas dalam tata kelola keuangan daerah agar Ciamis dapat keluar dari persoalan anggaran yang membelit. “Tanpa transparansi dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, sulit bagi daerah ini untuk bangkit,” tambahnya.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sebagai Solusi

Salah satu solusi yang dapat ditempuh dalam memperbaiki kondisi keuangan daerah adalah dengan menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Alif menilai, Ciamis memiliki potensi PAD yang besar jika dapat dikelola dengan baik. “Retribusi parkir, pemanfaatan gedung milik pemda, serta optimalisasi kerja sama dengan pihak swasta bisa menjadi sumber pemasukan signifikan,” paparnya.

Selain itu, pemanfaatan lahan kosong untuk kepentingan ekonomi juga dapat menjadi alternatif. “Jika semua potensi ini dioptimalkan, PAD Ciamis bisa meningkat secara signifikan dan mengurangi ketergantungan pada dana transfer dari pusat,” tambahnya.

Ketimpangan Tata Kelola Keuangan: Ciamis vs Subang

Ciamis mengalami penurunan drastis dalam ekuitas daerahnya, dari Rp56,3 miliar pada 2022 menjadi Rp21,2 miliar pada 2023. Sebaliknya, Subang berhasil meningkatkan ekuitasnya dari Rp4,79 triliun pada 2022 menjadi Rp5,28 triliun pada 2023.

Keberhasilan Subang dalam mengelola keuangan daerah tidak lepas dari beberapa strategi utama:

Optimalisasi PAD melalui sektor unggulan seperti industri, pertanian, dan pariwisata.

Peningkatan transparansi anggaran dengan sistem digitalisasi keuangan daerah.

Kemitraan strategis dengan sektor swasta dalam pengelolaan aset daerah.

Efisiensi belanja daerah, memastikan anggaran dialokasikan secara tepat guna.

Sebaliknya, Ciamis masih terjebak dalam ketergantungan pada dana transfer pusat dan belum maksimal dalam menggali potensi PAD yang ada.

Mengatasi Tarik Menarik Kepentingan dalam APBD

Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sering terjadi perbedaan kepentingan antara berbagai pihak yang bisa menghambat efektivitas program pemerintah. Beberapa bentuk tarik-menarik kepentingan yang umum terjadi antara lain:

Pemerintah daerah vs DPRD: Pemerintah ingin meningkatkan alokasi anggaran infrastruktur, sementara DPRD lebih mengutamakan dana sosial.

Pemerintah daerah vs masyarakat: Masyarakat menghendaki peningkatan alokasi dana pendidikan, tetapi pemerintah lebih fokus pada sektor kesehatan.

Dinas keuangan vs dinas pekerjaan umum: Dinas keuangan ingin meningkatkan anggaran pengembangan ekonomi, tetapi dinas pekerjaan umum lebih memprioritaskan proyek infrastruktur.

Pemerintah daerah vs swasta: Swasta menginginkan dana lebih untuk pembangunan bisnis, sedangkan pemerintah lebih condong pada program sosial.

Pemerintah daerah vs lembaga internasional: Perbedaan visi dalam penggunaan dana bantuan kerap menjadi tantangan tersendiri.

(Red/ L, Romli)

Berita Terkait

Peresmian Rest Area Karangkamulyan Dorong Sektor Pariwisata & Perekonomian
Pembentukan Koperasi ” Merah Putih”di Desa Cibeureum Sukamantri Berjalan Lancar
Terkait Pungutan di SDN 5 Sukmajaya Komisi D dan Pengelola Zam-zam Angkat Bicara
Laga Persahabatan Sepak Bola Polres Ciamis Dengan Insan Pers
Komedian Ternama Sule : Resmikan Wisata Edukasi Saung Sule
Warga Dusun Sukamaju Cihaurbeuti Gotong Royong Pengecoran Jalan Gang
Polres Ciamis Melaksanakan Latihan Pendidikan Saka Bhayangkara di Panumbangan
Silaturahmi dan Sosialisasi Pendirian Madrasah Ibtidaiyah AL-Gozali Panumbangan
Berita ini 31 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 14:52 WIB

Di Duga Langgar Instruksi Gubernur Jabar, Ketua ALiansi Ingatkan Kepsek SDN Sukmajaya 5

Senin, 12 Mei 2025 - 19:18 WIB

Gelar Reses di Dua Lokasi Berbeda Turiman Fokus ke Sosial Ekonomi di Banding kan Ke Fisik

Senin, 12 Mei 2025 - 15:49 WIB

Gawat Ortusis Hutang Sana Sini Untuk Biaya Perpisahan dan Uang Lapangan, Begini Respon Disdik

Senin, 12 Mei 2025 - 09:08 WIB

KJK Tangerang Raya Resmi Tutup HUT ke-4: Kompak, Kompeten, dan Kritis

Minggu, 11 Mei 2025 - 22:56 WIB

Polsek Rajeg Laksanakan Patroli Mobile Malam Hari Antisipasi Guantibmas

Minggu, 11 Mei 2025 - 22:52 WIB

Polresta Tangerang Ungkap Kasus Pencurian dengan Kekerasan, Tersangka Ditangkap di Tangerang Selatan

Minggu, 11 Mei 2025 - 08:18 WIB

HUT ke-4 KJK Tangerang Raya Dimeriahkan di Cisarua, Usung Semangat Kekompakan Jurnalis

Sabtu, 10 Mei 2025 - 14:11 WIB

Gelar Reses di Dua Lokasi Berbeda Endah Winarti Sampai Hal Berikut

Berita Terbaru