Laporan: Ahmad Sahroni.
BANYUWANGI,poskota.net – Petani diwilayah hilir bendungan Concrong, Dusun Krajan, Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, kini bernafas lega. Sejak dilakukan normalisasi, irigasi lahan pesawahan mereka kini menjadi lebih lancar.
Informasi dilapangan, sebelum normalisasi, endapan pasir dan lumpur memenuhi ruas bendungan. Akibatnya, saat terjadi peningkatan debit air, aliran sungai sering meluber. Dan irigasi pertanian tersendat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Belakangan, kaum petani dan masyarakat setempat mengajukan normalisasi sungai secara mandiri ke Dinas Pengairan Banyuwangi.
“Normalisasi atas permintaan petani dan masyarakat,” kata Irfan Hidayat, salah satu tokoh pemuda Desa Rogojampi, Kamis (2/4/2020).
Kepada awak media, dia menegaskan apa yang dilakukan masyarakat bukanlah praktik pertambangan galian C. Melainkan program normalisasi sungai secara mandiri. Dimana warga meminta rekomendasi dari dinas terkait. Dan membiayai sendiri operasional alat berat Excavator.
“Kita minta izin dan rekomendasi dinas, agar material hasil normalisasi bisa dijual, karena untuk biaya operasional alat berat dan lainnya untuk masyarakat dan perbaikan infrastuktur,” jelas Irfan.
Hasilnya, kini aliran air di bendungan Concrong, menjadi lebih lancar. Dan tentu saja berimbas positif untuk irigasi pertanian diwilayah hilir.
“Petani di Rogojampi hingga Blimbingsari, kini merasakan manfaatnya,” cetusnya.
Tapi belakangan, normalisasi mandiri di bendungan Concrong, Dusun Krajan, Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, ini menuai sedikit polemik. Untuk itu, Irfan mengajak seluruh petani dan masyarakat untuk bersama-sama memberi pencerahan. Mengingat gerakan yang muncul, disinyalir hanya untuk menghalang-halangi proses normalisasi dengan harapan bisa mendapat sesuatu dari masyarakat.