Laporan : Anton
Jayapura, Poskota.net – Dialog Interaktif dengan topik Topik Pencegahan dan Penanganan Tindak Kejahatan di Perairan Papua yang bertempat di Stasiun LPP RRI Jayapura. Kamis (7/7).
Pada dialog tersebut dihadiri oleh Kompol Robert Hitipeuw, S.H., M.H., Kasisidik Subditgakkum Ditpolairud Polda Papua, pada kesempatannya menyampaikan, Seperti yang diketahui Papua ini lautnya Luas dan bagaimana penanganan serta pencegahan yang di lakukan oleh dit Polair Polda Papua.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagaimana perairan khususnya Papua sangat luas mulai terhitung dari pangkal laut atau bibir pantai sampai 12mil ke laut sangat luas, dimana banyak terjadinya tindak pidana dari semua itu berawal dari darat ke laut.
apalagi seperti yang diketahui perairan Papua bertetangga dengan Negara lain yaitu PNG, banyak yang menggunakan lautan sebagai sarana untuk melakukan transaksi yang dimana ilegal salah satunya melalui laut, mereka menggunakan Spit untuk masuk di wilayah perairan Kota Jayapura untuk melakukan transaksi seperti ganja, kemudian ada juga sekarang yang lagi maraknya dit polair lebih memperketat dari pada kendaraan asing yang masuk di perairan Papua tanpa izin maupun surat yang sah.
Memang sekarang bisa dilihat karena dekat dengan negara tetangga, banyak sekali lautan di pakai untuk menjadi suatu tempat untuk melintas, lebih efesien ataupun praktis sehingga karena lautan itu luas, namun dari Dit Polairud melakukan patroli air dan pemantauan secara ketat di lautan, termaksud tindak pidana yang terjadi yang di lakukan oleh masyarakat lokal seperti menangkap ikan secara praktis yaitu menggunakan bahan peledak atau yang sering di sebut dopis, jadi membuat ekosistem lautpun berubah salah satunya terumbu karang juga bisa rusak, dan itu semua bisa di kenakan pidana.
“Untuk penegakan hukumnya kita lakukan langkah-langkah, apabila kapal asing kita lakukan pemeriksaan terhadap kapal seperti kelayakan kapal, surat ijin dan kelayakan penampungan ikan, kemudian untuk melakukan penegakan hukum terhadap Masyarakat yang menggunakan Bom Ikan ini, Dit Polair laksanakan Patroli Air setiap hari,” Ucap Kompol Robert.
Lanjut Kompol Robet, ada juga Bhabinkamtibmas melalukan penyuluhan dan himbaun – himbauan kepada Masyarakat , salah satu contohnya untuk menjaga terumbu karang, dan untuk terumbu karang sendiri ketinggian terumbu karang tersebut membutuhkan 100 tahun untuk mencapai 1 meter, kemudian ikan yang di Bom ikan juga beda dengan ikan yang segar, karena dari hasil ledakan itu, ikanpun akan tidak segar serta berbahaya untuk di konsumsi.
“Agar Masyarakat yang berada di Papua Khususnya perairan Papua, berkaitan dengan lingkungan kita maupun kelangsungan hidup ekosistem dari laut kepada masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, mari kita sama-sama menjaga, melindungi pantai kita sehingga sampai anak cucu kitapun bisa melihat keindahan- keindahan Pantai khususnya daerah Papua,” Tutup Kompol Robert.