Laporan Albert Hutagaol
LABUHANBATU,poskota.net- Rantau prapat kabupaten labuhan batu sedang musim hujan, jangan lupa menjaga kesehatan. Apalagi untuk Demam berdarah, harus benar-benar kita jaga kebersihan lingkungan kita.
Dokter Grace Pangaribuan untuk mencegah Demam berdarah, jangan lupa melakukan Menguras, Menutup Dan Mengubur (3M). Namun dengan demikian tidak cukup untuk membasmi berkembangnya jentik nyamuk. Alasannya, jentik nyamuk tidak serta-merta terbawa pada saat bak mandi dikuras.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dokter cantik dan supel Grace Pangaribuan mengatakan, pada saat menguras bak atau wadah air, seharusnya diikuti dengan menggosok dinding bak atau tempat penampungan air tersebut.
“Yang pertama adalah menguras. Tapi bukan cuma menguras melainkan menggosok dinding bak atau tempat penampungan air karena telur nyamuk dapat menempel erat di dinding bak, sehingga perlu disikat untuk dapat terbuang,” kata ibu Grace.
Dokter berkacamata ini menjelaskan, telur nyamuk yang menetas dua hari setelah menyentuh air. Sedangkan untuk setiap harinya nyamuk bertelur sebanyak tiga kali. Meski demikian, telur nyamuk pun ternyata tahan di tempat kering hingga waktu enam bulan.
“Sebenarnya baiknya setiap hari dalam menguras itu untuk memutus siklus hidup nyamuk yang hanya berumur dua sampai tiga bulan dari telur hingga dewasa dan mati,” papar dokter Grace Pangaribuan Pangaribuan Pangaribuan senyum ini.
Artinya, pencegahan dengan menguras air tidak cukup untuk mencegah telur nyamuk tinggal bersama manusia. Tindakan menguras perlu didukung dengan menutup segala tempat penampungan air. Bila ada tempat penampungan air yang sulit dikuras.
Sedangkan, mengenai tindakan mengubur barang bekas, sebenarnya dapat diikuti dengan aksi menggunakan kembali atau mendaur ulang barang yang sudah tak terpakai. Hal ini dikarenakan kemampuan terurai barang bekas di dalam tanah membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun. Dengan begitu, penguburan barang malah dapat menyebabkan limbah baru di masa mendatang.
Selain mengubur, menguras, dan mendaur ulang barang, Grace juga menganjurkan untuk menggunakan kelambu menutup tempat tidur untuk menghalangi nyamuk jenis apapun mendekat saat manusia tidur. Penggunaan obat anti nyamuk juga disarankan, namun sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Tindakan lainnya adalah dengan menggunakan predator biologis untuk jentik nyamuk, seperti ikan. Ikan yang dipelihara di kolam besar akan menjadi predator jentik nyamuk.
Ibu dokter Grace menceritakan tantangan yang masih dihadapi oleh pemerintah dalam menghadapi DBD selain belum kunjung ditemukannya vaksin Dengue, yaitu vektor berupa nyamuk Aedes aegepty yang dapat hidup di mana pun di Indonesia. Tak hanya itu, partisipasi masyarakat yang masih rendah pun menjadi salah satu penyebab kasus DBD selalu datang.
“Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan, ini dari masyarakat untuk masyarakat. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci utama memberantas penyakit, apapun itu, dalam hal ini DBD,” Kata Ibu dokter Grace Pangaribuan.
Terimakasih ibu dokter Grace Pangaribuan yang baik hati selalu berbagi pengetahuan untuk poskota.net terutama masyarakat luas