Industri perfilman Indonesia selalu diwarnai dengan film horor. — poskota.net
instagram youtube
logo

Industri perfilman Indonesia selalu diwarnai dengan film horor.

Minggu, 7 Juli 2024 - 08:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan : Rina

JAKARTA, poskota.net —- Bahkan beberapa film horor yang tayang di Indonesia menjadi viral dan jadi perbincangan hangat. Sebut saja film ‘KKN di Desa Penari’ dan ‘Vina: Sebelum 7 Hari’.

Menurut beberapa pengamat, tingginya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap film produksi tanah air juga dipengaruhi oleh masifnya promosi lewat media sosial.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah seorang dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) Igak Satrya Wibawa memberikan pendapatnya. Terutama terkait tingginya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap film horor.

“Film-film yang bergenre horor maupun kriminal sebenarnya terbantu oleh aspek lain di luar narasi,” papar Igak seperti dikutip dari laman Unair, Minggu (30/6/2024).

Dia memberikan contoh mengenai pemasaran film horor di Indonesia. Sebagai contoh, film ‘KKN Desa Penari’ yang ceritanya sudah viral dulu di media sosial.

Bisa dibilang promosi yang masif juga memberikan efek positif, bahkan sebelum film itu dirilis. Igak menekankan bahwa film horor memiliki potensi yang lebih tinggi untuk diterima masyarakat Indonesia.

Hal tersebut dipengaruhi oleh jalan cerita yang relatif sederhana dan dorongan adrenalin. Menurutnya, masyarakat cenderung ingin mencari sensasi ‘kaget’ atau ‘takut’ yang dialami saat menonton film horor.

“Saya pribadi kurang setuju kalau film ‘Vina’ bisa membantu mengusut kasus kriminal seperti yang dihebohkan di berita-berita,” tandas Igak. Dia menambahkan, selesai atau tidaknya sebuah kasus itu bukan peran film. Tetapi kepolisian. Walaupun demikian, film ‘Vina’ bisa membantu mengangkat kembali isu kriminal yang belum terselesaikan.

Hal itu memang erat kaitannya sama viral culture di Indonesia ketika pemerintah cenderung bertindak kalau kasusnya viral lebih dulu. Di luar itu, film ‘Vina’ juga menjadi pembicaraan hangat terkait kasus kriminal yang diangkat.

Sejauh ini, ada dua pendapat mengenai isu tersebut. Pendapat pertama menganggap film ‘Vina’ sudah menerobos batas moralitas karena produsen film menjadikan kasus pemerkosaan sebagai ladang untuk meraup keuntungan. Pendapat kedua justru menganggap film ‘Vina’ sebagai film bergenre kriminal biasa yang tidak perlu dipermasalahkan.

“Sebenarnya ada banyak film yang mengangkat kasus kejahatan yang sudah rilis. Namun, problem dari film ‘Vina’ adalah adanya unsur eksploitasi di dalamnya. Batas-batas semacam itu yang kemudian menjadi kontroversi di masyarakat,” imbuh dia.

Sudah banyak film bertopik kisah nyata yang rilis di Indonesia, misalnya ‘Sum Kuning’, ‘Arie Hanggara’, dan ‘Marsinah’. Namun, ketiganya dirilis saat penggunaan media sosial tidak semasif sekarang.

Kondisi semacam itu tentu berbeda dengan ‘Vina’ maupun ‘KKN di Desa Penari’ yang dirilis saat penggunaan media sosial sudah masif. “Jelas media sosial memiliki peran besar dalam mengubah perilaku masyarakat.

Misalnya, antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap cerita horor di media sosial mendorong rumah produksi untuk menjadikannya film,” jelas Igak. Dia menambahkan, ke depannya, viral culture akan menjadi kontributor yang signifikan untuk memproduksi film di Indonesia.

#horror #banggafilmindonesia #infofilm

Berita Terkait

Tempat Hiburan Malam di Tangsel dan Kabupaten Tangerang Perlu Pengawasan Kuat Tanpa Narkoba
Kisah Perjalanan Karier Bopak Castello”. Di balik aksinya yang kocak di layar kaca
ARIEL NOAH Akan Tampil Di Konser LIFETIME TRIBUTE TO CHRISYE 16 September 2024, Istora Senayan
Kekayaannya Disindir Rizky Billar, Padahal Dewi Perssik Jauh Lebih Senior Ketimbang Lesti Kejora
Ashanty Lulus S-2 Cumlaude, Anang Bilang Begini
Member NewJeans meminta Min Hee Jin diangkat kembali sebagai CEO
Republik bersinergi dengan sebuah jiwa nasionalisme
Meski Tak Setampan Rangga, Ini Bukti Suami Dian Sastro Tajir Mlintir Tapi Gak Sombong
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 23:26 WIB

Pengabdian 33 Tahun di Pendidikan Drs Jajang Kusnadi Pensiun

Rabu, 30 Juli 2025 - 21:42 WIB

Dugaan Gudang Repacking Barang Cina Ilegal Bebas Beroperasi Lagi

Sabtu, 26 Juli 2025 - 11:08 WIB

SMA Tarakanita Gading Serpong Rayakan HUT ke-24: Menapaki Kedewasaan dengan Iman dan Integritas

Kamis, 3 Juli 2025 - 12:34 WIB

LPM Kelurahan Kebon Besar menghadiri Kegiatan CSR Pembagian Ijazah Sekolah Paket di PT. Mayora Indah Tbk Region Batuceper

Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:50 WIB

Samsat Cikokol Raup Rp.75 Milyar Lebih, Selama 3 Bulan. Warga Manfaatkan Kepgub Banten 2025

Jumat, 20 Juni 2025 - 16:54 WIB

DMPTSP Kota Tangerang imbau para pelaku usaha untuk tidak menunda pelaporan LKPM

Kamis, 19 Juni 2025 - 10:09 WIB

Pemerintah Gandeng Swasta. Dinkes Kota Tangerang Gelar Pertemuan Dalam Inisiasi Penguatan Sistem Kesehatan

Kamis, 19 Juni 2025 - 00:25 WIB

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Warnai Forum Silaturahmi Ormas di Teluknaga

Berita Terbaru

Berita Ciamis

Warga Salegok Gerebeg Pasangan Bukan Suami Istri

Jumat, 1 Agu 2025 - 10:25 WIB

Uncategorized

Pengabdian 33 Tahun di Pendidikan Drs Jajang Kusnadi Pensiun

Kamis, 31 Jul 2025 - 23:26 WIB

Berita Simalungun sekitarnya

Pengukuhan Forum Anak Simalungun Tingkat Nagori Purba Tongah kabupaten Simalungun

Kamis, 31 Jul 2025 - 11:05 WIB

Uncategorized

Dugaan Gudang Repacking Barang Cina Ilegal Bebas Beroperasi Lagi

Rabu, 30 Jul 2025 - 21:42 WIB