Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Oleh : Pdt. Yonathan W Setiadi
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
TANGERANG,poskota.net – Hari ini, marilah kita renungkan tentang pentingnya tetap mengasihi orang lain meskipun kita disakiti.
Dalam kehidupan ini, seringkali kita mengalami luka emosional, pengkhianatan, atau perlakuan tidak adil dari orang lain. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih yang melebihi situasi atau perlakuan yang kita terima.
Dalam Firman Tuhan, Allah mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mengasihi meskipun kita disakiti. Dalam ayat renungan kita, ini berarti bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan.
Sebaliknya, kita dipanggil untuk hidup dengan sikap yang baik dan penuh kasih, bahkan ketika kita disakiti. Salah satu contoh yang paling kuat dari kasih tanpa syarat adalah kasih yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Meskipun Ia menderita di kayu salib karena dosa-dosa kita, Ia memilih untuk mengasihi, mengampuni kita dan mengampuni orang-orang yang telah menyalibkan-Nya.
Yesus berkata dalam Lukas 23:34, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Kasih dan pengampunan-Nya yang sempurna menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi penderitaan dan sakit hati.
Mengapa kita harus tetap mengasihi meskipun kita disakiti? Pertama, karena kasih adalah inti dari ajaran Yesus. Dalam Matius 22:37-39, Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan yang kedua ialah sama seperti itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Sebagai pengikut Kristus, panggilan kita adalah untuk mencerminkan kasih-Nya kepada orang lain.
Kedua, ketika kita tetap mengasihi meskipun disakiti, kita menunjukkan karakter Kristus kepada dunia. Dalam Yohanes 13:35, Yesus berkata, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Ketika kita mampu mengasihi orang-orang yang menyakiti kita, itu menjadi kesaksian yang kuat tentang kebesaran Allah dan kehadiran-Nya dalam hidup kita.
Namun, tetap mengasihi meskipun disakiti bukanlah hal yang mudah. Dalam situasi seperti itu, kita membutuhkan kuasa dan pertolongan Tuhan. Marilah kita berdoa dan memohon kasih karunia-Nya agar dapat memberikan maaf dan mengasihi mereka yang telah melukai kita dan tetaplah mendoakan mereka.
Dengan demikian, kita akan mengalami pemulihan dalam hati kita sendiri dan membuka pintu bagi penyembuhan dan rekonsiliasi yang dapat terjadi dalam hubungan tersebut.
Selamat pagi
Selamat beraktivitas
JBU