Laporan: Ahmad Sahroni
BANYUWANGI,poskota.net – Pengurus Persewangi Banyuwangi Indonesia, optimis bisa majukan sepakbola di Bumi Blambangan. Pernyataan tersebut tercetus dalam acara talk show Gesah Banyuwangi, yang berlangsung di Wisma Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, (11/8/2020).
Hadir dalam acara ini sejumlah elemen penting dari Persewangi, dua Dewan Pendiri, Jose Rudi dan Hari Wijaya, Ketua Dewan Pembina, KH Ali Maki Zaini, Ketua, Moh As’adi dan Wakil Ketua, H Zaenul Arifin.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepada pengasuh talk show Gesah Banyuwangi JTV, Syamsul Arifin, mereka mengulas sejarah leburnya dua Persewangi. Persewangi Banyuwangi 1970 asuhan Jose Rudi dan Persewangi Indonesia, besutan Hari Wijaya. Yang kini menyatu menjadi Persewangi Banyuwangi Indonesia.
Tentang tampilnya Ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi, KH Ali Maki Zaini, sebagai Ketua Dewan Pembina. Munculnya nama Moh As’adi sebagai Ketua. Hingga hadirnya wajah-wajah baru dalam kepengurusan Persewangi. Diantaranya, H Zaenul Arifin, diposisi Wakil Ketua III.
“Awalnya saya sendiri tidak tahu jika ada dua Persewangi. Lalu kita berfikir, lha bersatu saja sulit untuk menjadi juara liga, apalagi ada dualism. Lalu saya menghubungi bung Hari Wijaya dan Jose Rudi,” kisah KH Ali Maki Zaini.
Niatan menyatukan dua Persewangi dilakukan Gus Maki, sapaan akrabnya, bukan tanpa sebab. Itu lantaran, diluar kodrat sebagai tokoh ulama, diam-diam dia adalah penggila bola. Bahkan sangat mengidolakan klub Machester United.
Dan sebagai pecinta sepakbola, sudah barang tentu punya keinginan melihat Persewangi, selaku kesebelasan kebanggaan masyarakat Banyuwangi, berjaya.
“Alhamdulillah, peleburan dua Persewangi disambut baik oleh bung Hari Wijaya dan bung Jose Rudi,” katanya.
Selanjutnya, dipilihlah Gus Maki menjadi Ketua Dewan Pembina. Dan Moh As’adi didaulat dijabatan Ketua Yayasan Persewangi Banyuwangi Indonesia.
Pada acara live bertema ‘Masa Depan Persepakbolaan Banyuwangi’ juga disampaikan bahwa Gus Maki bersedia menjadi Ketua Dewan Pembina, asal jajaran pengurus bersedia melakukan beberapa syarat. Pertama, Persewangi tidak boleh membawa bendera Nahdlatul Ulama (NU). Meskipun disitu ada Ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi.
“Persewangi adalah milik seluruh masyarakat Banyuwangi, dari agama apa saja, dari ormas apa saja, organisasi apa saja dan dari latar belakang apa saja. Kalau hanya dikuasai NU saja, saya akan mundur,” tegas Gus Maki disambut tepuk tangan hadirin.
Kedua, lanjutnya, Persewangi tidak boleh diseret-seret ke politik. Dia juga menuntut jajaran pengurus untuk kreatif dan pantang mati gaya. Namun wajib mati rasa. Dalam arti tidak mudah puas atas sebuat pencapaian dan lapang dada terhadap kritik.
“Tidak ada yang sulit jika serius dikelola, apalagi Banyuwangi memiliki potensi luar biasa,” ungkapnya.
Kepada seluruh masyarakat diujung timur Pulau Jawa, Jose Rudi dan Hari Wijaya, mengaku sangat mendukung berdirinya Persewangi Banyuwangi Indonesia. Mereka pun optimis, peleburan dua persewangi ini akan membawa dampak positif dalam perkembangan olahraga sepakbola di Banyuwangi.
“Sebenarnya tidak pernah ada dualisme di Persewangi, karena dulu satu Persewangi ada di liga 2 dan satu lagi di liga 3,” ungkap Hari Wijaya diamini Jose Rudi.
Namun, dua tokoh persepakbolaan Banyuwangi tersebut berharap peleburan dua Persewangi menjadi Persewangi Banyuwangi Indonesia, bisa mendapat respon dari pemerintah daerah. Salah satunya dengan memberikan suntikan anggaran.
Sementara itu, Ketua Persewangi Banyuwangi Indonesia, Moh As’adi, mengaku akan bekerja sekuat tenaga bersama jajaran untuk kemajuan tim. Tak lupa dia mengajak seluruh elemen suporter dan masyarakat Banyuwangi untuk memberikan doa dan dukungan.
“Persewangi adalah klub sepakbola kebanggaan dan milik seluruh masyarakat Banyuwangi, mari bersama-sama kita majukan persewangi kita,” katanya.
Untuk menata kekuatan kesebelasan, dia mengaku akan mengoptimalkan bakat-bakat putra daerah. Serta penataan internal guna mengoptimalkan tugas dan fungsi jajaran.
Dan sebagai salah satu wajah baru, H Zaenul Arifin, cukup menjadi sorotan host talk show, Syamsul Arifin. Sederetan pertanyaan tajam dilontarkan kepada pria yang bercokol diposisi Wakil Ketua III tersebut. Diantaranya tentang apa yang memotivasi dirinya bersedia menjadi pengurus Persewangi Banyuwangi Indonesia.
“Sebagai warga Banyuwangi, saya melihat banyak potensi anak muda di sepakbola. Dari situ saya optimis Persewangi bisa Berjaya, itu alasan saya,” cetus H Zaenul Arifin.
Tentang sosok H Zaenul Arifin, sepintas dia memang orang baru didunia olahraga. Padahal itu salah. Pria asal Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, telah mencatatkan sejarah sebagai bapak olahraga selancar ombak di Banyuwangi. Yang terbukti telah menelurkan atlit dengan prestasi tingkat nasional. Bahkan kehadirannya di jajaran Persewangi Banyuwangi Indonesia, digadang-gadang juga untuk menempati kursi manajer tim.