“Istriku tak mau melayaniku sehingga setahun menikah, aku masih perj4ka, malam itu, kudengar suara aneh dari kamarnya, ternyata kudapati istriku sedang ….”
Cerpen
JAKARTA,poskota.net —- Aku lagi datang bu-lan,” tolaknya lagi. Kulepaskan nafas berat. Setahun menikah, dia selalu punya tiga alasan untuk menolak. Sakit perut, datang bu-lan atau capek.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Malangnya, punya istri cantik seperti artis tak bisa untuk disentuh. Sebentar lagi aku pasti lupa fungsiku sebagai laki-laki. Aku adalah laki-laki yang menjaga diri dengan baik. Orangtuaku selalu mengajarkan norma dalam pergaulan. Tak pernah pacaran apalagi berkencan.
Sebelum menikah, aku hanya menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu. Kutatap lagi punggung yang membelakangiku itu. Malam ini, genap setahun kita menikah.”Wanita itu berbalik, menatapku datar.” Aku tau. Dan sekali pun, kau tak pernah mel4yaniku.”
Aku sudah kemukakan alasannya, Mas.” Dia duduk, aku juga duduk .H4id sepanjang waktu, sakit perut terus menerus, bahkan mengeluh capek padahal kamu tak mengerjakan apa pun. Jangan mulai lagi, aku tak mau bert3ngkar. Kucekal lengannya. Menatapnya tajam.
Apa yang sebenarnya terjadi, aku butuh kau berterus terang. Sudah kukatakan aku datang bul4n.Aku ingin melihat sendiri, apa benar kau datang bul4n atau tidak. Jangan macam-macam, Mas. Dia mulai mel4wan. Apa kurangku, Ayumi?”
Wanita itu tak menjawab, dia masih menatapku datar. Bibirnya terkatup rapat. Selama ini aku cukup sabar menghadapinya. Jawab aku! Aku ingin pindah kamar saja!” ketusnya. Dia bangkit dan meninggalkanku tanpa peduli.
Dia tak pernah memberi alasan pasti. Dia melakukan pekerjaan rumah layaknya istri lainnya. Memasak, mencuci, bersih-bersih dan bersolek. Kecuali satu, menunaikan kewajiban sebagai istri.
Haruskah aku menceraikannya?
Keesokan harinya, aku sengaja pulang terlambat. Aku pulang agak terlambat hari ini,” kataku sambil menyelesaikan sarapan pagi.Kenapa?” tanya Ayumi, yang biasa kupanggil Yumi itu.
“Berhubung akhir bulan, ada rapat penting setelah bekerja. Oh,” sahutnya. Dia meminum tehnya dengan dagu yang mendongak. Lehernya yang putih terpampang jelas menggoda iman, sayang seribu kali sayang. Aku hanya mampu menghela nafas kasar.
“Mas!, Ya? Ada temanku datang dari Jakarta, boleh dia menginap di sini?. Laki-laki apa perempuan. Ya perempuan, masa laki-laki. Berapa malam, setidaknya sampai dia mendapatkan tempat kos.”
Aku berfikir sejenak, Yumi memang sering mengeluhkan b0san ketika berada di rumah. Dia tak begitu suka bergaul dengan tetangga. Dari pada bergaul dengan tetangga, dia memilih menghabiskan waktunya untuk nonton drakor.
Aku berangkat bekerja setelah Yumi mencium tanganku. Hanya tangan, tak ada yang lain, kalau dapat yang lain alangkah bahagianya aku. Entahlah, entah sampai kapan aku memiliki kesabaran akan tingkah polah Yumi. Dia patuh, tak banyak bicara, tak ada c4catnya kecuali selalu menolakku saat mengajaknya bermesraan.
Memang, belum ada cinta di antara kami. Kami bagaikan orang asing yang tinggal seatap. Hanya bertegur sapa seperlunya saja. Tapi sejauh ini kami baik-baik saja, dia menantu yang baik, kami tak pernah bertengkar kecuali setalah menjurus ke tempat tidur.
Aku bekerja di sebuah perusahaan keua-ngan milik swasta. Gajiku cukup untuk mencukupi hidup kami. Rumah yang kami tempati pun, statusnya sudah milik sendiri. Sayangnya, penghuninya belum menjadi milikku.
“Menikah saja, tambah istri satu lagi!” Begitu saran Yudi setiap aku bercerita, dia teman dekat yang masih ada hubungan saudara. Bersama dia, rahasia dijamin aman.
“Tak semudah itu, Yud, Lah? Kita ini laki-laki, pemilik keputusan. Aku ingin tau alasannya yang sebenarnya dulu.”. Kalau dia tak mau memberi tahu, bagaimana?” Aku terdiam. Tak tau apa jawabannya
Aku pulang jam delapan malam. Mendapati sepasang sepatu di depan pintu rumah. Aku tau betul itu bukan milik Yumi. Pasti temannya telah datang.
Pintu tak dikunci, malah agak renggang sedikit. Yumi memang ceroboh. Akan tetapi, baru saja aku melangkahkan kaki dengan pelan, suara aneh dari kamar tamu membuat langkahku terhenti. Suara de3sahan? Itu suara Yumi, ternyata dia ….