TangerangPoskota,Net, 4 Juni 2025* — Dalam rangka mencermati capaian 100 hari pertama Pemerintahan Kota Tangerang di bawah kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar dialog terbuka bersama Wakil Wali Kota Tangerang,Yang berlangsung di ruang kerja bapak Maryono hasan di pusat pemerintahan Kota Tangerang.
Yang sebelumnya bem umt juga telah melakukan diskusi terkait 100 Hari kinerjar wali Kota Dan wakil wali kota di kampus universitas Muhammadiyah Tangerang yang di disposisikan kepada BAPENDA Kota Tangerang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan yang mengusung tema *”Transformasi atau Stagnasi? Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Kota Tangerang”* ini bertujuan untuk memberikan ruang reflektif atas janji politik yang pernah diutarakan pasangan kepala daerah saat masa kampanye, serta melihat dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Tangerang.
Dalam pertemuan tersebut, BEM UMT menyampaikan sejumlah poin evaluasi yang mencakup:
1. mengupayakan secara maksimal amanat Undang undang no 26 tahun 2007 tentang penataan kota 30% dari ruas wilayah kota, sementara kota tangerang hanya di 19,2%
2. Penataan ruang kota dan pengelolaan lingkungan khsuusnya keterlibatan dan membangun kesadaran masyarakat
4. Keterlibatan pemuda atau komunitas kemandirian ekonomi dalam membangun kualitas udara yang lebih baik dan peduli lingkungan.
5. Komitmen untuk lebih fokus terhadap tata pengelolaan sampah
6. Mendorong peraturan wali Kota no 7 tahun 2010 untuk lebih di jelaskan secara detail tentang aturan dilarang merokok di ruang terbuka hijau
Wakil Wali Kota Maryono Hasan merespons dialog ini dengan terbuka dan menyatakan komitmennya untuk terus mendorong terciptanya pemerintahan yang inklusif dan responsif terhadap kritik konstruktif.
“Kami menyambut baik inisiatif BEM UMT yang berani dan objektif. Ini menjadi masukan penting bagi kami untuk menyempurnakan langkah ke depan,” ungkap beliau.
Presiden mahasiswa UMT, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang kritik, tetapi bagian dari tanggung jawab moral mahasiswa sebagai agen perubahan.
“Kami ingin memastikan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah kota betul-betul berpihak pada rakyat, bukan hanya janji manis di atas kertas ujarnya. karena kami berkomitmen untuk terus melaksanakan dan menjalankan fungsi kaum akademis yang memberikan kontribusi intelektual khususnya untuk Kota tangerang”
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari tradisi dialog berkelanjutan antara mahasiswa dan pemerintah daerah demi terciptanya pembangunan Kota Tangerang yang lebih adil, partisipatif, dan berkelanjutan
(Fiqri)