Laporan : Amir hutabarat
TARUTUNG,poskota.net- Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Irjen Martuani Sormin mengatakan, peristiwa selisih paham antara Kompi Senapan A Yonif 123 Rajawali Lapo Gambiri dengan personil Polsek Pahae Jae yang berakibat pada terjadinya insiden, harus menjadi yang pertama dan terakhir.
“Ini harus jadi yang pertama dan terakhir. Ini hanya miskomunikasi saja. Andaikan Kapolseknya baik, menegornya baik, ini tidak akan terjadi,” ujar Irjen Martuani, di tengah agenda kunjungan Kapoldasu, Pangdam Mayjen MS Fadhilah, dan rombongan di Kantor Polsek Pahae Julu, Taput, Minggu (1/3).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, peristiwa yang terjadi harus dijadikan sebagai langkah untuk lebih mempererat persatuan.
“Apapun baju kita, baik itu TNI dan Polri, itu warna saja yang beda. Namun, tugas kita adalah untuk melindungi dan melayani masyarakat,” jelasnya.
Harapnya, kehadirannya di Taput dapat membantu menyejukkan suasana yang ada untuk mengakhiri semuanya.
Nyaris senada, Mayjen MS Fadhilah dalam awal sambutannya mengaku sangat sedih atas terjadinya peristiwa yang menurutnya seharusnya tidak boleh terjadi.
“Sangat disayangkan, tujuan kita semua sama. Selaku Pangdam, selaku pribadi, saya minta maaf,” sebutnya.
Dikatakan, atas peristiwa yang terjadi, pihaknya akan tetap menerapkan sanksi terhadap anggota yang terlibat.
“Tentu ada akibat hukum. Danki (Komandan Kompi) sudah kita copot dari jabatannya, meski tidak akan mengurangi proses hukumnya,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Kapoldasu dan Pangdam juga menyampaikan tali asih kepada para korban insiden.