Laporan : Arman
JAKARTA,poskota.net- Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berniat mencari nafkah di pinggiran Jalan Raya Kalibata, persis depan Apartemen Kalibata City, belakangan mengeluh. Sebagian dari mereka mengeluh lantaran hasil pendapatan perharinya, tidak lagi milik mereka sepenuhnya. Aksi pemerasan yang dilakukan oknum preman berkedok Ormas berdalih uang keamanan menjadi faktor penyebabnya.
Salah seorang pedagang yang tidak mau sebutkan namanya, mengaku perbulan harus memberikan uang Rp 200 ribu kepada preman yang berdatangan menagih setiap sebulan tanggal 15. “Iya per bulan itu 200 Ribu dan itu juga bervariasi bang ada juga yang 100 Ribu. Uang keamanan,” ujarnya kepada Wartawan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menjelaskan, hal ini menjadikan kawan-kawannya pun mengeluh, sebab oknum preman tersebut terus menerus meminta uang jatah kepada sejumlah PKL sebab masih di usir atau di Razia oleh Satpol PP.
Dia berharap agar pemerintah dapat segera bertindak tegas terhadap persoalan kesejahteraan yang saat ini menjadi terkikis.
Khususnya, kata dia, bagi pada PKL yang berjuang mencari nafkah untuk hidup. “Harus ada kontrol sosial dari pemerintah menanggapi hal ini,” harapnya.
Pedagang lainnya, I (28) mengatakan, selain Rp 200 ribu per bulan, ada juga oknum yang melakukan proses jual beli lapak bagi mereka yang ingin berdagang di sini. “Jual beli lapak jadinya. Kami yang cari makan, mereka yang ambil,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak lahan ini dijual seharga Rp 500 per lapaknya. Ini sangat memberatkan para calon padagang yang mencari rezeki. “Dari pemerintah Kecamatan Pancoran juga belum ada tindakan,” bebernya.
Ia pun meragukan, sejauh aksi ini berjalan, apakah pemerintah tahu terkait persoalan yang tengah dialami para pedagang. Hingga saat ini, kata dia, pengawasan dan tindakan sama sekali belum dilakukan oleh Kecamatan Pancoran.
“Sangat memberatkan masyarakat yang berjuang untuk mencari makan. Pengawasan dari kecamatan tidak ada,” tandasnya. (Arman)